Kamis, 29 November 2018

KOREKSI GEOMETRIK


KOREKSI GEOMETRI
·      Pengertian Koreksi Geometrik
Koreksi geometrik merupakan proses memposisikan citra sehingga cocok dengan koordinat peta dunia yang sesungguhnya. Posisi geografis citra pada saat pengambilan data dapat menimbulkan distorsi karena perubahan posisi dan juga ketinggian sensor. Dalam akuisisi citra satelit, distorsi ini akan bertambah seiring dengan perbedaan waktu pembuatan peta dan akuisisi citra serta kualitas dari peta dasar yang kurang baik. Akibat dari kesalahan geometrik ini, maka posisi piksel dari citra satelit tersebut tidak sesuai dengan posisi yang sebenarnya.
·         Koreksi Geometrik
            Koreksi geometrik dilakukan karena terjadi distorsi geometrik antara citra satelit dengan objeknya. Distorsi geometrik adalah ketidaksempurnaan geometri citra yang terekam pada saat pencitraan, hal ini menyebabkan ukuran, posisi dan bentuk citra menjadi tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya. Urutan dari proses koreksi geometri adalah :

  1. Melakukan rektifikasi pembetulan atau restorasi (pemulihan) citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografi.
  2. Registrasi (mencocokan) posisi citra dengan citra lain atau mentransformasikan system koordinat peta ke citra yang digunakan yang menghasilkan citra multi-spektral atau citra multitemporal.
  3. Registrasi citra ke peta atau transformasi system koordinat ke peta yang menghasilkan citra dengan system proyek tertentu.
            Hubungan geometri antara lokasi piksel (baris,kolom) dengan koordinat peta (x,y) harus dapat diketahui. Hal ini dilakukan dengan mentransformasikan koordinat menggunakan titik-titik kontrol (Ground Control Point/GCP). GCP ini dapat diperoleh dari peta dasar lainnya atau melalui pengukuran di lapangan. Penentuan jumlah dan distribusi GCP akan mempengaruhi akurasi koreksi geometrik. Setelah penentuan GCP, selanjutnya diperiksa kembali dengan titik-titik yang lainnya yang disebut dengan Independent Control Point (ICP).
·      Kesalahan Geometrik
            Kesalahan geometrik berdasarkan sumbernya kesalahan geometric pada cita penginderaan jauh dapat dikelompokkan menjadi dua tipe kesalahan, yaitu kesalahan internal (internal distorsion), dan kesalahan eksternal (external distorsion). Kesalahan geometrik menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan random. Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang dapat diperkirakan sebelumnya, dan besar kesalahannya pada umumnya konstan, oleh karena itu dapat dibuat perangkat lunak koreksi geometrik secara sitematik. Kesalahan geometri yang bersifat random (acak) tidak dapat diperkirakan terjadinya, maka koreksinya harus ada data referensi tambahan yang diketahui. Koreksi geometrik yang biasa dilakukan adalah koreksi geometrik sistemik dan koreksi geometrik presisi.
     Kesalahan geometrik internal disebabkan oleh konfigurasi sensornya, akibat pembelokan arah penyinaran menyebabkan distorsi panoramic (look angle), yang terjadi saat cermin scan melakukan penyiaman (scanning). Besarnya sudut pengamatan (field of view) satelit pada proses penyiaman akan mengakibatkan perubahan luas cakupan objek. Distorsi panoramic sangat besar pengaruhnya pada sensor satelit resolusi rendah seperti rendah NOAA-AVHRR dan MODIS, namun citra resolusi tinggi seperti Landsat, SPOT, IKONOS, Quickbird, dan ALOS bebas dari distorsi panoramic, karena orbitnya yang tinggi dengan medan pandang kecil hampir tidak terjadi pergeseran letak oleh relief pada data satelit tersebut. Distorsi yang disebabkan perubahan atau pembelokan arah penyiaman bersifat sistematik, dapat dikoreksi secara sistematik. Kesalahan geometric menyebabkan perubahan bentuk citra.
·         Kesalahan internal yang disebabkan oleh konfigurasi sensor yaitu :
1.    Pembelokan arah penyinaran
2.    Abrasi sub-sistem optic
3.    Scanning sistem tidak linier
·         Kesalahan Exsternal, yaitu:
1.    Perubahan ketinggian wahana dan satelit
2.    Perubahan posisi wahana terhadap objek
3.    Rotasi bumi
4.  Kelengkungan bumi


·      Rektifikasi
                Rektifikasi adalah suatu proses melakukan transformasi data dari satu sistem grid menggunakan suatu transformasi geometrik. Oleh karena posisi piksel pada citra output tidak sama dengan posisi piksel input (aslinya) maka piksel-piksel yang digunakan untuk mengisi citra yang baru harus di-resampling kembali. Resampling adalah suatu proses melakukan ekstrapolasi nilai data untuk piksel-piksel pada sistem grid yang baru dari nilai piksel citra aslinya.

·      Georeferensi
            Georeferensi merupakan cara untuk memperoleh posisi koordinat yang tepat di perukaan bumi dari data raster dengan mengisi secara manual koordinat-koordinat yang terdapat pada peta yang di Georeferensi. Data raster sendiri dapat diperoleh dari foto udara, citra satelit dan peta hasil scanning. Proses Georeferensi sendiri biasanya dilakukan dari data raster yaitu peta hasil scanning.
            Registrasi citra-ke-citra melibatkan proses georeferensi apabila citra acuannya sudah digeoreferensi. Oleh karena itu, georeferensi semata-mata merubah sistem koordinat peta dalam file citra, sedangkan grid dalam citra tidak berubah. Koreksi geometrik mutlak dilakukan apabila posisi citra akan disesuaikan atau ditumpangsusunkan dengan peta-peta atau citra lainnya yang mempunyai sistem proyeksi peta. Ada beberapa alasan atau pertimbangan, kenapa perlu melakukan rektifikasi, diantaranya adalah untuk:

  1.  Membandingkan 2 citra atau lebih untuk lokasi tertentu
  2. Membangun SIG dan melakukan pemodelan spasial
  3. Meletakkan lokasi-lokasi pengambilan “training area” sebelum melakukan klasifikasi
  4. Membuat peta dengan skala yang teliti
  5. Melakukan overlay (tumpang susun) citra dengan data-data spasial lainnya
  6. Membandingkan citra dengan data spasial lainnya yang mempunyai skala yang berbeda
  7. Membuat mozaik citra
  8. Melakukan analisis yang memerlukan lokasi geografis dengan presisi yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
Yudi Wiseno. Pengolahan citra digital. Bandung. Dosen PWK UNISBA
Danoedoro Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Petunjuk Praktikum Pemrosesan Citra Digital. 2009. Prodi Karotgrafi dan Penginderaan Jauh Fakultas Geografi UGM.
Sukojo BM, Kustarti H. 2002. Perbaikan geometri trase jaringan jalan dengan menggunakan tekonologi pengindraan jauh dan sistem informasi geografis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar