Sabtu, 05 Januari 2019

Penilaian Bahaya kerusakan Bangunan yang disebabkan oleh Gempa Bumi; Intergasi FNN dan GIS (Kelompok 11)



PENILAIAN BAHAYA KERUSAKAN BANGUNAN YANG DISEBABKAN OLEH GEMPA BUMI
INTEGRASI FNN DAN GIS

Pendahuluan
       Indonesia adalah salah satu negara dengan intensitas gempa bumi tinggi yang merupakan karakteristik utama pulau tektonik yang berada di anatara tiga lempeng utama yaitu lempeng Eurasia di utara, lempeng indo-Australia lempeng Selatan dan pasifik di timur laut.
       Pada kejadian gempa di kota Banda Aceh selain menyebabkan meninggalnya para korban, adanya 140.000 unit bangunan mengalami kerusakan total. Oleh karena itu untuk mengurangi korban diperlukan metode penilaian yang mencakup penilaian kerusakan pada bangunan dan penilaian kerusakan ekonomi secara langsung.
       Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangan pendekatan terintegrasi yang mengimplementasikan algoritma fuzzy-khonen clustering network (FKCN) dari model FNN dengan GIS untuk menilai bahaya kerusakan bangunan yang disebabkan oleh gempa bumi dan untuk mengevaluasi dampak pada kerugian ekonomi.
Pengenalan Bahaya (Hazard)
       Dilihat dari potensi bencana yang ada, Indonesia merupakan negara dengan potensi bahaya (hazard potency) yang sangat tinggi dan beragam baik berupa bencana alam seperti gempat bumi,tsunami,gunung meletus,dan lainnya. Berikut ancaman bahaya yang terdapat di wilayah/ daerah yang diperoleh dari data kejadian bencana didaerah yang bersangkutan.
       Gempa bumi à bencana yang dapat timbul oleh gempa bumi adalah kerusakan atau kehancuran bangunan dan konstruksi prasarana fisik, serta bencana sekunder yaitu kebakaran dan korban akibat timbulnya kepanikan.


Metodelogi
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data yaitu percepatan tanah puncak (PGA), litologi, dan zona topografi dan bangunan data inventaris di Banda Aceh. Metode penelitian mengandung empat langkah yaitu pengembangan bangunan zona bahaya kerusakan, pengembangan inventaris bangunan, penilaian bahaya kerusakan bangunan dan penilaian dampak pada kerugian ekonomi yang disebabkan oleh kerusakan bangunan.
Zona bahaya kerusakan bangunan akibat gempa dikembangkan menggunakan fuzzy kohonen clustering jaringan (FKCN) sebagai algoritma FNN untuk pengelompokan data dan algoritma kriging untuk interpolasi data dan mengatur zona. Data bangunan diperoleh dari dewan perencanaan dan pembangunan daerah BAPPEDA di Kota Banda Aceh, data tahun 2008 yang diperbarui dengan citra satelit pada tahun 2010
Hasil Analsis
       Membangun basis data bahaya kerusakan
Pengembangan basis data spasial menggunakan metode umum dilakukan dengan menggunakan aplikasi SIG sebagai diimplementasikan dalam penelitian ini. Basis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari shapefile (shp) poligon 37.363 unit gedung dengan atribut dasar. Kelas kelas bahaya kerusakan bangunan diperoleh dengan integrasi bangunan inventarisasi dan zona bahaya kerusakan bangunan. Atribut fungsi bangunan dikumpulkan oleh menggabungkan kode fitur dengan yang tersisa yang masih tersedia di metadata. Bangunan individual area pada atribut dasar dikonversi dari luas unit dalam hektar (ha) menjadi meter kuadrat (m2) untuk memfasilitasi analisis dampak ekonomi dari kerusakan bangunan.
 BERIKUT Gambar bangunan database bahaya kerusakan pada perangkat lunak SIG. unit bangunan yang ditunjukkan tersegmentasi pada zona bahaya kerusakan bangunan rendah (merah) dengan atribut terkait dalam database.

     Bangunan kategori fungsi disederhanakan dari 17 fungsi menjadi 9 fungsi dengan pengelompokan berdasarkan kesamaan fungsi bangunan. Analisis menunjukkan bahwa lebih dari 97 persen dari keseluruhan fungsi gedung atau termasuk 36.312 unit bangunan di tingkat kerusakan bangunan rendah yang disebabkan oleh gempa bumi dan kurang dari 3 persen atau termasuk 1.051 unit zona bahaya kerusakan bangunan sedang hingga tinggi.
Dengan menggunakan data bahaya zonasi dan inventarisasi bangunan dengan  analisis spasial tipe intersek seperti yang dijelaskan dalam metodologi. Kategorikan fungsi menjadi 9 fungsi dengan pengelompokan berdasarkan kesamaan  fungsi bangunan. Analisis menunjukkan bahwa lebih dari 97 persen dari seluruh  fungsi bangunan atau termasuk 36.312 unit bangunan di bawah bahaya kerusakan bangunan rendah yang disebabkan oleh gempa bumi. Rumah  hunian dan bangunan komersial, fasilitas pendidikan dan fasilitas religis adalah bangunan-bangunan  yang sebagian besar berada di zona bahaya kerusakan gedung sedang hingga tinggi dengan kerusakan menengah hingga tinggi yaitu 1.039 unit (3 persen) dan 4 unit (0,01 persen).  

 
Penilaian Dampak Ekonomi yang di Sebabkan oleh Gempa Bumi
Penilaian efek ekonomi yang disebabkan oleh kerusakan bangunan adalah efek langsung dari kerusakan bangunan bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi. Langkah awal adalah menghitung luas masing-masing unit per bangunan berfungsi pada setiap zona bahaya dan menghitung efek ekonomi menggunakan rumus ESLM seperti yang digunakan oleh Yang et al, 2006. Analisis menunjukkan bahwa kawasan perumahan dan bangunan komersial adalah unit bangunan dengan wilayah terbesar di zona bahaya kerusakan tinggi serta di zona bahaya kerusakan sedang dan rendah dengan total 6,271,582 mor 94,5 persen dari seluruh unit bangunan berada di Kota Banda Aceh



Kesimpulan
Metode pengintegrasian FINN dan GIS dapat diimplementasikan untuk menilai kerusakan bangunan yang disebabkan oleh gempa bumi dan menghitung efek kerugian ekonomis akibat kerusakan bangunan secara langsung. Hasil analisis menunjukkan bahwa lebih dari 97 persen fungsi bangunan yang ada di Banda Aceh berada di daerah bahaya kerusakan bangunan rendah ketika gempa terjadi dengan bangunan komersial perumahan dan fasilitas keagamaan / pendidikan adalah bangunan yang sebagian besar berada di area bahaya kerusakan gedung tinggi yaitu 3 hingga 0,01 persen. Kerugian ekonomis langsung akibat kerusakan bangunan akibat gempa di Kota Banda Aceh Indonesia karena lokasi penelitian diperkirakan sekitar 1.518.831.150.000 dalam rupiah Indonesia (USD 168,759,016)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar